Pramuka Berbisnis: Lukisan Masker Kak Juli Andayani

20/10/2020
Kategori:
Waktu baca : 2 menit

Sebelum pandemi Covid-19 masker hanya digunakan orang yang tidak bisa menghindari motor agar terhindari dari debu. Atau, digunakan orang yang flu agar tidak menulari lawan bicara. Apabila ada orang yang menggunakan dalam angkutan umum kewilayahan aneh.

Sejak kehadiran virus Corona ini, masker merupakan salah satu barang yang terpenting. Bahkan sempat sulit mencapai masker. Meskipun ada, harganya cukup mahal. Karena banyak yang membutuhkan, maka beberapa pebisnis memproduksi masker.

Kini beragam masker dijual. Masker dibuat bukan hanya untuk melindungi dari virus, melainkan untuk “keindahan”. Contohnya Bajunya kuning, orang ingin menggunakan masker warna kuning. Bajunya bermotif bunga, manajernya ada motif bunga. Tentu masker-masker itu harus sesuai standar kesehatan kita.

Peluang bisnis itu pun terbaca oleh beberapa Pramuka. Salah satunya Kakak Juli Andayani. Kakak Juli yang dulu aktif Pramuka di Kwarran Menteng, Jakarta Pusat bercerita kepada Pramuka.id:

Saya tidak mengira masker buatan saya banyak yang suka. Jujur nih… saya itu iseng lho. Sejak pensiun dan ada pandemi ini saya mulai lagi menjahit dan melukis. Dua hal itu tidak tersentuh ketika saya ngantor.

Menjahit Sedari SD

Tiba-tiba iseng saja saya bikin masker dari stok kain yang ada di lemari. Tujuannya sih ya untuk koleksi pribadi dan untuk dibagi-bagi. Selesai buat, postingan dong di FB dan IG. Pamer ya, hihihi. Gak gitu juga sih.

Ya awalnya itu ada sahabat yang selalu bilang “upload hasil karyanya di IG FB. Siapa tau ada yang suka. ” Eh ternyata banyak temen yang komen, pada minat dan pesan. Yang tadinya kasih gratis jadinya jualan karena teman-teman saya pesannya lusinan. Jadinya bisnis dadakan deh.

Sejak SD saya sudah mengenal jarum jahit dan benang. Saya belajar menjahit secara otodidak dari ibu saya. Ibu saya dulu suka terima jahitan. Nah awal belajarnya itu, saya bantuin ngesum dan pasang kancing. Sudah jago, mulai deh bikin baju untuk boneka. Terus bikin baju untuk dipakai sendiri. Seneng dan bangga lho pakai baju buatan sendiri.

Selama pandemi saya lihat-lihat google youtube: cara bikin masker dan teknik melukis. Untuk masker saya tidak membuat banyak, edisi terbatas. Kadang ada satu model hanya saya buat 5 buah. Kenapa? Ya… karena sepatu kainnya, hahaha.

Bisnis Karena Teman

Begitu juga soal hobi saya: melukis. Saya suka melukis ya dari SD. Saya tidak pernah kursus melukis, otodidak juga. Bakat seni saya sepertinya dari almarhum Papi. O iya… jadi inget, waktu SD disuruh ikut lomba lukis di salah satu BUMN di Gambir, Jakarta.

Hobi ini tidak berkembang karena kesibukan saya saat masih bekerja di kantoran. Eh, tapi pernah lho saya menang saat di kantor ada lomba: Melukis wajah bos. Kata panitia, lukisan saya yang paling mirip hati. Alhamdulillah… padahal ikutan lombanya dadakan lho. Keterampilan berarti saya bolehlah.

Kini saya “corat coret” di kain dan kanvas. Saya ulang tahun awalnya, karya saya itu untuk kado ponakan lahiran. Eh, ada yang suka terus ada yang beli lukisan saya. Lanjut deh, hehehe. Saya tamannya… pakai macam-macam: pinsil warna, crayon, cat minyak, cat air dll. Semua dicoba, hehehe.

Suatu saat ada info di IG: mengenai cetak kain. Nah, lukisan-lukisan tsb. saya coba cetak dan bikin masker. Terbatas artinya gak banyak untuk dijual. Sehari saya bisa membuat 2 lusin masker, tapi ya… tergantung mood dan pesanan. Dan, alhamdulillah jadi rejeki saya di masa pandemi. Semua ini berkah.

Saya dulu Pramuka di daerah Menteng, Jakarta. Karena hobi menjahit dan melukis ya mudahlah saya mendapat kedua jenis TKK itu. Hobi yang ditekuni dari kecil, kelak berguna.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hak Cipta © 1995 – 2024 oleh Arvegatu.com
magnifiercrosschevron-leftchevron-rightchevron-up-circle linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram